(Sumber: Dokumentasi Pribadi) |
Harapan
Satu-satunya
senjata yang tersisa. Untuk menyelamatkan kemanusiaan.
Sudah
seberapa jauh kita pergi?
Sebagai
sebuah ras yang terdidik, baru sekitar 3500 tahun yang lalu catatan sejarah
pertama kali dibukukan pada zaman Mesopotamia Kuno.
Tiga ribu
lima ratus tahun bukanlah waktu yang lama dibandingkan usia alam semesta. Hanya
tiga detik terakhir, pada malam terakhir, pada hari terakhir dalam setahun
kalender alam semesta.
Hanya
sesaat.
Tapi ke mana
perginya semua rasa kemanusiaan?
Apa yang menyebabkan
semua ini
Kejahatan
Korupsi
Perpecahan
Perang
Pembantaian
massal
Tak pernah
ada habisnya.
Apakah
sistem? Ataukah mereka yang berkuasa? Ataukah karena teknologi yang memisahkan
kita? Ataukah hanya karena perbedaan mendasar dalam ideologi? Atau
jangan-jangan keberadaan manusia itu sendiri?
Jika,
kita
mencari, terus hanya mencari jawaban, tidak akan pernah selesai. Akan selalu
ada pertanyaan.
Kita,
hanya harus
melihat ke dalam. Berusaha sekuat tenaga. Menjadi bagian dari kebaikan.
Jika,
kita melihat
orang lain menyerah, jatuh, terbawa arus kerusakan. Meninggalkan kita.
Kita,
hanya harus
berpaling, dan terus menatap ke depan. Terus berharap.
Bahwa,
semua
tindakan baik tidak ada yang sia-sia.
Bahwa,
yang kita
bisa lakukan hanyalah berharap. Bahwa fajar segera datang.
Berharap,
bahwa
kemanusiaan akan kembali kepada kejayaannya,
atau kita
hancur dalam mewujudkannya.
Muhammad
Ashobta Azry
Teknik
Fisika 2016